Hujan bulan September, seperti cinta kembali dari perantauan
mengejutkan debu-debu rindu di dedaunan.
Kau buka jendela, angin berhembus mendekap seluruh tubuhmu
aroma tanah berhamburan meninggalkan jejaknya di jalanan
aku tersenyum memandangmu, udara dingin terasa menggairahkan.
Kau ceria di jendela, menikmati tiktik hujan berjatuhan di pelataran
tetesan dan cipratan, rintik dan gemericik, hembusan dan gemuruh simfoni Mozart
kau tersenyum memandangku, indahnya hujan bulan September.
the end ,,,
0 comments:
Catat Ulasan